[Descendants of the Sun] Episode 2 : Part 1 : Langsung Putus

Dua pekerja PBB ditangkap dan ditawan oleh Pasukan Taliban di Afghanistan. Sebagai kapten tim alpha pasukan perdamaian PBB, Yoo Si Jin diperintah memimpin pasukannya untuk terbang ke Afghanistan. Tim Delta Forces telah menunggu mereka di basecamp pasukan perdamaian PBB di perbatasan Pakistan – Afghanistan. Delta Forces dan Alpha Team akan bekerja sama membebaskan dua sandera tersebut dari Taliban.

Inilah yang menyebabkan kencan pertama Yoo Si Jin dan dokter Kang gagal untuk pertama kalinya. Tepat ketika sampai di lobi rumah sakit menunggu dokter Kang tiba, Yoo Si Jin mendapat panggilan untuk kembali ke pangkalan. Dan, mau tidak mau, sebagai prajurit yang taat perintah atasan, Yoo Si Jin membatalkan rencana kencan mereka secara sepihak.

Di Afghanistan, tim Alpha dan Delta Forces bahu membahu saling bantu mencoba membebaskan dua pekerja PBB yang aktif di Gandamak tersebut. Sebelumnya, untuk melancarkan aksi, mereka mengadakan simulasi pembebasan.

Di sisi lain, di rumah sakit Haesung, dokter Kang harus berjuang menyelamatkan seorang pasien di ruang operasi. Dokter Kang harus rela menjadi asisten Kim Tan yang secara mengejutkan menggantikan Prof Park sebagai dokter bedah utama. Kim Tan dan Kang sebelumnya bersaing untuk menjadi profesor bedah, yang pada akhirnya dimenangkan oleh Kim Tan karena permainan politik.

Kapten Yoo Si Jin berjuang bersama tim Alpha dan Delta Forces untuk menyelamatkan dua nyawa pekerja PBB. Di Haesung, Kim Tan dan Kang juga berjuang menyelamatkan pasien di ruang operasi yang mengalami pendarahan serius. Pada akhirnya, si pasien dan sandera sama-sama selamat.

Setelahnya, Kapten kembali ke KorSel. Tiba-tiba saja, ia sudah berada depan rumah sakit dan datang memberi surprise jemputan kepada dokter Kang. Kapten Yoo Si mengantar dokter Kang pulang ke rumahnya. Inilah kali pertama Kapten Yoo masuk ke rumah dokter Kang.

Sementara dokter Kang keramas, Kapten Yoo memesan makanan delivery service. Ia ingin makan malam bersama dokter Kang. Sebagai utang atas kegagalan date pertama mereka beberapa waktu lalu.
Ketika makan telah terhidang, dokter Kang menyalakan lilin. Ia ingin agar suasana makan malamnya lebih romantis.

“Apakah kamu memikirkanku?” tiba-tiba saja Kapten Yoo bertanya selidik.
“Ya, tentu saja. Kalau Yoo Si Jin sendiri, bagaimana?” dokter Kang balas bertanya.
“Sering. Layaknya seorang pria,” jawabnya diplomatis.

Sebelum makanan sempat habis, dokter Kang mengajak kapten Yoo ngopi di bioskop -karena salah tingkah dengan jawaban kapten Yoo-. Tentu saja, ajakan tersebut disambut gembira oleh sang kapten.

Ketika sedang bermesraan di bioskop, sebuah panggilan masuk ke handphone kapten Yoo. Lagi-lagi, tanpa alasan yang jelas, kapten harus menyudahi kesenangan kemesraan itu. Ia harus mengikuti perintah. Ia harus meninggalkan dokter Kang untuk kembali ke barak.

Beberapa saat setelah kepergian kapten, giliran dokter Kang yang mendapat telpon. Segera ia berlari ke rumah sakit dan menghadap profesornya. Masih kesal setelah ditinggal kapten, dokter Kang ngomel-ngomel di depan profesor Baek. Sambil marah-marah, ia mempertanyakan mengapa ia tak diluluskan setelah ujian yang ke 4 kalinya.

Akhirnya, dokter Kang mengalah dan menerima nasib. Ia tak memiliki link dan backing. Ia harus rela gelar profesornya diambil oleh Kim Tan. Dan menggantikan Kim Tan untuk presentasi di TV yang akan syukuran atas raihan gelar profesornya. Sebelumnya, terjadi insiden saling tarik rambut antar kedua dokter cantik tersebut hingga akhirnya dilerai oleh beberapa perawat.

Di barak, tim Alpha yang dikomandani Kapten Yoo Si Jin mendapat kabar baik sekaligus buruk. Oleh atasannya, atas segala prestasi timnya, tim Alpha akan dikirim “berlibur” selama 8 bulan ke pangkalan Taebaek, Urkrain.

Kesempatan dua pekan untuk persiapan yang diberikan tak disiakan kapten Yoo. Ia segera menemui dokter Kang untuk memberi sedikit penjelasan. Tentang pekerjaannya. Tentang ketaatannya pada perintah atasan. Tentang benar dan salah dalam pandangannya sebagai prajurit.

Pada akhirnya, “Maafkan, aku. Tapi ini tak berjalan sesuai harapanku,” kata dokter Kang setelah balas menjelaskan bahwa dalam pandangan dokter, nyawa adalah harga mati.

Dan, akhirnya, berakhirlah hubungan seumur jagung itu. Hubungan yang berhenti karena perbedaan ideologi. Di mana dokter sangat menghormati nyawa seseorang. Dan seorang prajurit akan diperhadapkan keadaan yang mengharuskan membunuh jiwa.

***

Bersambung ke part 2...

Adjie Pamungkas

Seorang Pelajar Sarungan. Penyuka banyak hal; nonton, jalan, makan, dan lail-lain. Juga suka dengan segala hal baru. Agar hobbynya lebih bermanfaat, ia mencoba menulis review dari aktifitas-aktifitasnya.

Tidak ada komentar: